KRISTUS SANG ROTI HIDUP
UNDANGAN MENYAMBUT MAKANAN UNTUK
KEHIDUPAN KEKAL
Satu
satunya ketergantungan fisik manusia ada pada makanan. Makanan menjadi
kebutuhan hidup. Namun demikian, tidak sedikit orang yang menjadikan makanan
sebagai gaya hidup. Kita bisa milih makanan mulai yang biasa sampai yang antimainstream: ada sate kalajengking,
laba laba goreng (Thailand) telur bebek 15 hari/balut (Filipina). Peyek
jangkrik, dan ulat goreng (khas Wonosari Yogya).
Ada
beragam jenis makanan pokok yang dikonsumsi masyarakat, bergantung pada kondisi
geografisnya. Roti yang terbuat dari biji gandum, adalah jenis makanan pokok orang
Timur Tengah. Roti dan Anggur ini pula yang digunakan oleh Allah sebagai perjamuan
kehidupan yang diselenggarakanNya. Perjamuan ini adalah perjamuan rohani, yaitu
perjamuan keselamatan bagi manusia. Oleh
karena perjamuan keselamatan itu adalah perjamuan rohani, maka, melalui bacaan
kedua, Paulus memberikan wejangan kepada
kita, agar kita dekat dengan hal yang rohani, dengan mudah bersyukur dan
semakin mengarahkan diri pada keselamatan kekal itu.
Rasanya
bukan sebuah kebetulan Yesus lahir di Betlehem. Sebab dalam bahasa Ibrani: Beit itu rumah & lekhem artinya roti, Betlehem
artinya rumah roti.). Pernyataan Yesus Akulah ROTI Hidup
ini adalah sebuah pernyataan yang sangat dekat dengan kehidupanNya, juga
dekat dengan kehidupan masyarakat di sana.
Ungkapan Akulah Roti Hidup ini adalah yang pertama
dari 7 pernyataan AKU. Akulah Terang Dunia (Yoh. 8:12), Pintu
(Yoh. 10:9), Gembala yang Baik (Yoh. 10:11,14), Kebangkitan dan Hidup
(Yoh. 11:25), Jalan, Kebenaran dan Hidup (Yoh.
14:6) dan Pokok Anggur yang Benar (Yoh. 15:1,5). Dalam tulisan Yunani,
kata Akulah : εγω ειμι – EGÔ EIMI
adalah sebuah penamaan-diri yang
bersifat Ilahi. Dimana dalam perjanjian lama Allah juga memperkenalkan diri
dengan menyebut: Akulah sang Aku.
Dalam ‘klaim’ Akulah Roti hidup ini Yesus hendak menyatakan dengan tegas bahwa (1) asal
usul-Nya adalah surga, hanya Dia yang turun dari surgalah yang dapat memenuhi
keseluruhan kerinduan rohani manusia di bumi ini. (2) Yesus lah pusat
dan pemilik kehidupan universal. Dengan mentransformasikan diri-Nya
menjadi roti hidup, siapa pun yang datang dan makan roti itu, tidak akan lapar
lagi. Tidak akan lapar lagi! Tidak akan lapar lagi
adalah sebuah visi yang jauh kedepan. Bahwa dengan menerima Yesus
sang roti hidup berarti kita menerima jaminan hidup yang kekal.
Di Indonesia, kita bisa menjumpai bahwa:
Orang Betawi suka sekali makan roti
buaya.
Orang Surabaya malah biasa makan rawon setan.
Orang Samarinda punya cemilan keripik macan
Orang Magelang lebih gila lagi, mereka sudah terbiasa melahap bakso granat
Orang Surabaya malah biasa makan rawon setan.
Orang Samarinda punya cemilan keripik macan
Orang Magelang lebih gila lagi, mereka sudah terbiasa melahap bakso granat
Tapi paling anti mainstream adalah kita orang
Palembang. Buat kita, menyantap kapal
selam adalah sebuah kerinduan
terbesar.
Semua jenis makanan itu, apapun namanya,
tidak dapat membawa kita pada keselamatan. Hanya satu makanan kehidupan yang
dapat membawa kita kepada keselamatan. Yaitu Yesus. Yaitu Ekaristi. Santo
Ignasius Antiokia dengan menyebut Roti Ekaristi sebagai “obat kebakaan, dan
penangkal kematian.”
0 Comment:
Post a Comment