DEHONIAN

SACRED, INTELLIGENCE AND APOSTOLATE

Nilai Tertinggi

 

Perjuangan hidup manusia senantiasa diarahkan pada nilai-nilai kehidupan. Ketika orang mampu menghidupi dan memperjuangkan nilai yang lebih tinggi ia semakin mampu mentransendensi diri. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana manusia harus memprioritaskan nilai. Semakin tinggi nilai, semakin orang mencintainya, semakin tinggi pula kosentrasi dan arah hidup manusia dicurahkan. Banyak tokoh mengungkapkan bahwa nilai tertinggi atau final itu adalah kebahagiaan dan berjuang untuk mencapai tingkatan itu. Sokrates misalnya, yakin bahwa kebahagiaan akan tercapai bila orang dengan gigih memperjuangkan kebenaran dan mati demi kebenaran bukanlah meaningless. Aristoteles pun mengungkapkan hidup bahagia jika hidup di bawah bimbingan akal budi. Selain itu, ada pula yang beranggapan bahwa nilai tertinggi adalah nilai religius di mana nilai ini terkait langsung dengan kebaikan yang tak terbatas (Allah). Allahlah nilai-tujuan akhir dan tertinggi, sebagai sumber dari kesempurnaan, Pengada dari segala yang ada.

Memang dalam mencapai tujuan atau nilai tertinggi orang harus mengalami banyak tantangan, entah pengalaman sakit karena kekerasan yang mengakibatkan penderitaan, bahkan kematian. Namun, itu menjadi tidak berarti jika manusia sudah dikuasai cinta dan keyakinan untuk mencapai nilai yang lebih atau tertinggi itu. Sokrates adalah contoh yang tepat. Maka, Nilai tidak hanya menjadi sarana, namun sekaligus tujuan akhir manusia dalam peziarahan hidup di dunia untuk senantiasa memahami dan memaknai hidup atau jati dirinya. Dengan demikian, manusia akan semakin menyadari diri, metransendensikan diri, mengatasi nilai duniawi menuju nilai rohani kemudian mencapai kesempurnaan yang sungguh-sungguh sempurna yaitu Allah.

 

Share on Google Plus

About Hendrik Ardianto

0 Comment:

Post a Comment