SAATNYA
KEMBALI
BERSAMA
ALLAH DAN KELUARGA
MINGGU BIASA XVI TAHUN B PAROKI HATI KUDUS PALEMBANG 22 JULI 2018
Pada saat seseorang sedang
jatuh cinta, sistem darah dan astral seseorang akan bekerja secara lebih baik
dari biasanya. Sistem sarafnya lebih banyak menyerap ide, visualisasi dan
sensasi. Maka orang yang jatuh cinta/pacaran, badannya akan cenderung sehat, periang.
Apalagi pas ketemu pasangannya; jantungnya akan berdegup kencang, sistem kerja sarafnya
bahkan sampai membuat badannya gemetaran.
Ternyata tadi
siang saya mengalami hal yang sama: Aliran darah saya menjadi lebih cepat,
jantung saya berdegup kencang, bahkan tangan saya gemetaran. Tapi semua itu
terjadi pas saya nge charge hp. Lalu saya bertanya. Inikah namanya cinta? Mungkin
bukan! Sepertinya saya sedang kesetrum.
Dalam badan
yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Setiap orang berusaha menjaga kesehatannya,
menjaga hidupnya. Dan apapun akan dilakukan demi menjamin kehidupannya. Dalam nubuat
Yeremia tadi kita mendengarkan bahwa: Allah sendiri yang akan menjamin kehidupan
kawanan domba Nya. Ia akan membawa kepada padang rumput yang hijau dan air yang
tenang. Supaya domba dombanya itu gemuk gemuk, sehat sehat semua. Bahkan Ia
sendiri akan mengaruniakan seorang gembala yang bijaksana, adil dan benar (bdk.
Yer. 23:5). Dan karunia kegembalaan itu tergenapi dalam diri Yesus. Sang
gembala itu, saking cintanya kepada
kawananNya; Ia rela menderita di salib. Supaya dengan demikian kita
dipersatukan dan didamaikan dengan Bapa. Dan memperoleh damai sejahtera, serta
hidup dalam satu roh (bdk. Ef. 2:16). Hal ini berarti bahwa jaminan kegembalaan
yang dijanjikan Allah bukan hanya kelegaan fisik (dari rasa lapar dan haus yang
dialami bangsa Israel) melainkan juga kelegaan rohani. Yaitu keselamatan kekal.
Tidak ada
seorangpun di dunia ini yang tidak memiliki rasa capek, lelah, penat, stress, sekalipun
itu orang yang paling kuat. Maka biasanya orang banyak melakukan fitness.
Supaya tetap sehat dan bugar. Tapi biasanya para jomblo sekalipun sudah fitness tetep aja. Badannya Fit, tapi
hatinya ngeness.
Para murid
yang sudah diutus mewartakan Injil kembali kepada Yesus. Dan Yesus mengajak
mereka ke tempat yang sunyi untuk: 1. beristirahat, (menyembuhkan
rasa letih dan kepenatan) dan supaya 2. mereka sendiri (punya
waktu untuk diri sendiri dan berkumpul bersama Yesus serta murid lain) saja. Dari
catatan Markus ini kita melihat bagaimana Yesus mengajari para murid hidup
dalam sebuah keseimbangan antara hidup rohani dan jasmani, personal dan sosial.
Antara karya dan doa.
Banyak orang
yang mengeluh, tidak punya waktu untuk keluarga, kegereja, bahkan untuk dirinya
sendiri; Dengan alasan sibuk kerja. Memang seringkali kita tidak bisa mengatur
waktu. Tapi kita bisa mengatur prioritas hidup kita. Allah akan menjamin
seluruh hidup kita. Apabila kita punya prioritas waktu kita untuk menimba
kesehatan jasmani dan rohani yang Allah tawarkan.
Jagalah
kesehatan jiwa dan badan anda. Hiduplah dengan seimbang. Lebih dari itu,
sediakanlah waktu untuk hadir bersama Allah, keluarga dan diri sendiri. Sebab:
“Detik yang berlalu, pasti akan menjadi sebuah kenangan. Maka jangan pernah
meremehkan kebersamaan (dengan Allah, keluarga dan diri kita). Sebelum waktu
mengajari arti kehilangan, dan kita hanya bisa menyalahkan keadaan.”
0 Comment:
Post a Comment