DEHONIAN

SACRED, INTELLIGENCE AND APOSTOLATE

Kain dan Habel Nikah Sama Siapa Sih?

Pertanyaannya sederhana, ditanyakan oleh murid kelas V SD. Tentu aku harus menjawab dengan sederhana pula, menggunakan bahasa mereka. 

SDK Sang Timur terletak di sudut kota Yogyakarta. Di sinilah pertamakali aku mendapat kesempatan mengajar di Sekolah. Hari pertama mengajar, bahan-bahan sudah kusiapkah dengan sangat baik. Jurus-jurus jitu mengajar pun telah kupelajari dengan saksama dari paman google. Jubah yang telah kusetrika dan kulipat rapi telah ada di dalam tas, beserta Kitab Suci di atasnya. Dari rumah biara Skolastikat SCJ, kukayuh sepedaku menempuh jarak sekitar 5 kilometer. Sampai di sekolah, badanku basah kuyup oleh keringat. Seakan cucuran keringatku belum berhenti, bel tanda masuk pun berbunyi. Segera kukenakan jubahku di ruang ganti, lalu bergegas menuju kelas VA.
Kudengar dari kejauhan, ruang kelasku masih gaduh. Sesampaiku di depan pintu, suasana berubah menjadi sunyi. Semua mata tertuju padaku.

“Ah, tampaknya akan sangat menyenangkan mengajar bila suasana seperti ini.” Batinku.

Sembari melempar senyum, aku masuk, diikuti gerak semua mata mereka ke arahku.

“Siap grak!” seorang murid memberi komando. Suasana tenang, lalu seorang murid memimpin doa pembuka.

“Selamat pagi frateeeer.”

“Selamat pagi romooo.”

“Selamat pagi paaa..(k)” sebagian murid berhenti menyapa, dengan mulut masih mengaga.
Sapaan para murid bersamaan, tidak kompak, lalu saling bertatapan.

“Heh, itu frater” kata salah seorang murid di belakang kepada teman sebangkunya.

“Bukan, itu romo, kan pake jubah.” Balas murid lain.

“Selamat pagi semuanya.” Balas sapaku kepada mereka.

Ruang kelas sunyi, semua mata masih tertuju padaku. Tiga puluh menit pertama aku memperkenalkan diriku. Semua mendengarkan dengan penuh perhatian.

“Baiklah, hari ini kita akan belajar tentang Adam dan Hawa. Silahkan semua membuka buku halaman tujuh.” Perintahku.

Selama pelajaran, suasana yang semula sangat tenang, kini menjadi sangat gaduh sekali. Sesekali aku menjelaskan sembari berjalan ke belakang, mendekati murid-murid yang ribut. Sesuai dengan perintah cara jitu mengajar dari paman google, ternyata manjur juga. Suasa menjadi tenang kembali. Tapi tak lama kemudian, suasana menjadi gaduh, malah ada murid yang jalan-jalan.
Tanpa sepengetahuanku, tiba-tiba seorang siswa maju mendekatiku dari samping. Saat aku tengah sibuk sendiri menenangkan suasana kelas yang amat gaduh. Murid itu menarik jubahku dan bertanya,

“Frater, Kain dan Habel, anak-anaknya Adam sama Hawa itu kan mereka laki-laki semua, trus mereka nikahnya sama siapa?” tanya anak itu dengan logat jawanya.

“Kata frater tadi, mereka manusia-manusia pertama di bumi, t’rus kok manusia bisa jadi buuanyaaak seduniaaaaaa ini?”. Tanyanya sembari menarik jubah yang kukenakan.

“Ah ni anak, ada-ada saja pertanyaannya”. Gumamku.

“Frater jawab nanti ya, kamu duduk dulu”. Jawabku lepas, sambil menenangkan mereka yang gaduh.

 “Ah, frater nggak tahu. Frater, kalau nggak tahu bilang aja, nggak usah lama-lama”. Katanya tanpa rasa berdosa lalu kembali ke tempat duduknya. Sungguh diluar dugaan, anak itu juga spontan mengatakan itu kepadaku.

“Hahaha, frater nggak bisa jawab.” Kata salah seorang murid, sambil menunjuk ke arahku, diikuti tawa murid lain yang mendengar ejekannya padaku.

“Nanti frater jawab, kalian tenang dulu.” Ujarku mengalihkan perhatian.

Tak kusangka, pertanyaan yang dilontarkan ternyata cukup menjitak otakku sendiri. Jauh dari bayanganku, bahwa aku akan mendapat pertanyaan seperti itu. Bahan yang kusiapkan matang sejak dua hari yang lalu, jatuh berceceran gara-gara satu pertanyaan itu.
Aku yakin bisa menjawab pertanyaan itu, bila pertanyaan itu ditanyakan dosen Kitab Suci di kampus. Tapi kali ini, Pertanyaannya sederhana, ditanyakan oleh murid kelas V SD. Tentu aku harus menjawab dengan sederhana pula, menggunakan bahasa mereka. Sekian lama kuputar otakku, jawabannya juga tak keluar.  Hingga bel tanda pelajaranku berakhir aku masih mengerutkan keningku mencari jawaban untuknya.


Share on Google Plus

About Heinscj

0 Comment:

Post a Comment