RITUS PEMBUKA
Lagu Pembuka "Indonesis Raya”
Urutan perakan: pembawa salib, pembawa bendera, pembawa Bendera Vatikan, misdinar, pembaca UUD ’45 dan Lektor, prodiakon, Pastor.
MEMBACA PEMBUKAAN UUD ‘45
TANDA SALIB
Setelah Lagu Pembukaan selesai imam dan umat membuat tanda salib dengan mengucapkan:
I : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
SALAM
Sesudah itu sambil membuka tangan, atau dengan cara lain, menurut kebiasaan setempat, Imam menyampaikan SALAM kepada umat.
I : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus besertamu.
U : Dan sertamu juga.
PENGANTAR
I : Berkat rahmat Allah yang mahakuasa dan didorong oleh cita-cita luhur pada tanggal 17 agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan. Pernyataan itu timbul dari keyakinan bahwa setiap bangsa berhak atas kemerdekaan dan bahwa penjajahan harus dihapus habis dari muka bumi.Pada waktu itu dicitak-citakan suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pemerintah harus memajukan kesejahteraan umum, membina kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaain dan keadilan sosial. Cita-cita inilah yang tercantum dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945. Kemerdekaan itu suatu karunia dari Allah, tetapi juga merupakan suatu tugas . Kita dipanggil kepada kemerdekaan. Namun kemerdekaan tersebut jangan kita gunakan sebagai kesempatan untuk melampiaskan hawa nafsu, melainkan hendaknya kita saling melayani dalam cinta kasih.
PERNYATAAN TOBAT
Setelah hening sejenak, Imam mengajak umat untuk menyesali dan mengakui dosa dengan kata-kata berikut:
I : Saudara-saudari, marilah menyesali dan mengakui bahwa kita berdosa, supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.
Hening sejenak. Kemudian, seluruh umat mengakui dosa dengan mengucapkan Doa Tobat, disertai SIKAP TOBAT.
I + U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa dan kepada saudara sekalian,
Bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian,
Baris berikut diucapkan sambil menepuk dada.
Saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan
Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian,
Supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
Dengan tangan terkatup, Imam berkata:
I : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita,
dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.
Tuhan Kasihanilah, MB. No. 177:
Kemuliaan. MB. No. 192
DOA PEMBUKA
Sesudah Tuhan kasihanilah kami, imam mengucapkan doa pembukaan dengan tangan terkatub:
I : Marilah berdoa
Imam dan seluruh umat yang hadir hening sejenak, berdoa dalam hati.
Kemudian imam, sambil merentangkan tangan, mengucapkan DOA PEMBUKA yang diakhiri dengan rumusan Trinitaris.
I : Tuhan Allah yang Mahaesa, Engkau memanggil setiap umat manusia kepada kebebasan dan kemerdekaan dalam Yesus Kristus, Putera-Mu. Pada hari ini kami bangsa Indonesia merayakan hari proklamasi kemerdekaan, maka kami mohon anugerahkanlah dan lindungilah bangsa dan negara kami, agar kami bisa selalu mengisi kemerdekaan kami dengan hal-hal yang berkenan kepada-MU . Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.
U : Amin
LITURGI SABDA
BACAAN I
Imam duduk di tempat yang sudah disediakan. Sementara itu Lektor menuju mimbar dan membacakan bacaan pertama. Seluruh umat duduk dengan tenang mendengarkan bacaan.
L : Pembacaan dari Kitab Putera Sirakh 10: 1-8
“Janganlah Terpengaruh Oleh Nafsu Kuasa”
Seorang penguasa yang bijaksana menjamin ketertiban dalam masyarakat dan Raja yang budiman memerintah dengan aman sentosa. Sebagaimana sikap dan tingkah laku para pejabat pemerintah, Demikan pula seluruh rakyat dan sebagaimana para pembesar kota demikian pula semua penduduk. Raja yang tidak bertanggung jawab membinasakan rakyat, tetapi para pembesar yang arif menjamin perkembangan negeri. Tuhanlah yang memerintah atas seluruh dunia. Dia yang mengankat para penguasa pada waktunya. Tuhan yang memberikan hasil gemilang kepada usaha manusia, Dia yang memurnikan martabat luhur kepada para pembesar. Hai para penguasa, Jangan membeci sesama, apa pun kesalahannya, dan dalam tindakan-tindakan jangan terpengaruh oleh nafsu kuasa. Baik Tuhan maupun manusia menolak oarang yang sombong dan penguasa yang sewenang-wenang digolongkan diantara para penjahat. Bila pemerintah beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain sebabnya ialah ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan nafsu uang. Demikianlah sabda Tuhan
Lektor mengakhiri bacaan dengan mengucapkan:
L : Demikianlah Sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah.
Umat hening sejenak untuk meresapkan sabda Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kalian dipanggil untuk kemerdekaan, maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
1. Ya Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum Mu aku hendak memeperhatikan hidup yang tidak bercela. Aku hendak hidup dalam ketulusan hati di dalam rumahku. Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan
2. Mataku tertuju kepada rakyat yang setia supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidupnya tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.
Bacaan II
L. Pembacaan dari surat Pertama Rasul Petrus 2: 13-17
“Berlakulah sebgai Abdi Allah”
Saudara-saudar terkasih, demi Yesus hendaknya kalian taat kepada setiap orang yang memegang kekuasaan: kepada kepala negara, pemimpin kita yang tertinggi; kepada para pejabat yang diangkat olehnya untuk menghukum para penjahat dan mengganjar yang berbuat baik. Allah menghendaki kalian membungkam orang bodoh yang tak mau mengerti, dengan perbuatan dan tingkah laku yang baik. Berlakulah sebagai orang yang merdeka. Janganlah menggunakan kemerdekaan sebagai kedok kejahatan. Tetapi berlakulah sebagai Abdi Allah. Hormatilah semua orang dan kasihanilah saudar-saudara mu. Hendakalh takwa kepada Allah dan hormatilah kepala Negara.
Bait Pengantar Injil
BAIT PENGANTAR INJIL diangkat oleh solis atau koor, seluruh umat berdiri sebagai ungkapan hormat pada Sabda Tuhan.
Alleluai. Alleuia.
Berikanlah kepada pemerintah yang menjadi hak pemerintah, dan kepada Allah yang menjadi hak Allah. Alleluia. Alleluia
Imam membungkuk ke arah altar sambil berdoa dalam hati sebagai berikut:
I : Sucikanlah hati dan budiku, Ya Allah yang mahakuasa,
supaya aku dapat mewartakan Injil-Mu dengan baik.
BACAAN INJIL
I : Tuhan sertamu.
U : Dan sertamu juga.
Sambil membuat tanda salib dengan ibu jari pada Kitab Injil, Imam berkata/bernyanyi:
I : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
U : Dimuliakanlah Tuhan.
Kemudian Imam membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dadanya sendiri. Lalu ia membacakan Injil. Seluruh umat mengikuti pewartaan Injil sambil berdiri.
Matius 22: 15-21
Berikanlah kepada Kaisar yang menjadi hak Kaisar, dan kepada Allah yang menjadi hak Allah”Sekali peristiwa oran-orang Farisi berunding, bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dalam perkataan-Nya. Mereka menyuruh beberapa murid serta orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya “guru, kami tahu, bahwa Guru seorang yang jujur dan dengan ikhlas mengajarkan jalan Allah. Guru tidak takut kepada siapa pun, karena tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami, bolehkah membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?”
Tetapi Yesus menegtahui kejahatan hati mereka, lalu berkata, “Mengapa kalian mencobai Aku, hai orang munafik? Tunjukkanlah kepada Ku mata uang pajak itu!” Mereka menunjukkan sekeping dinar kepada-Nya. Lalu bertanyalah Yesus kepada mereka, “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Sahut mereka, Gambar dan tulisan Kaisar.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Kalau begitu, berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah
Aklamasi sesudah Injil
Setelah pembacaan Injil selesai, imam menyerukan Aklamasi di bawah ini:
I : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
Sesudah itu imam mengecup Injil dan berkata:
I : Semoga karena pewartaan Injil ini dileburlah dosa-dosa kita.
HOMILI
Kemudian Imam menyampaikan HOMILI sambil berdiri di depan tempat duduk atau di mimbar atau di tempat lain yang serasi. Seluruh umat mengikuti homili sambil duduk. Sesudah homili, diadakan saat hening sejenak.
AKU PERCAYA
DOA UMAT
Dengan tangan terkatup Imam mengajak/mengundang jemaat untuk memanjatkan DOA UMAT.
Kemudian menyusul DOA UMAT yang berisi permohonan-permohonan seluruh umat. DOA UMAT dimulai dan diakhiri oleh imam. Seluruh umat mengambil bagian dalam doa ini dengan menyerukan aklamasi pada akhir tiap-tiap ujud.
I : . Marilah kita meluhurkan Tuhan Allah yang memberikan fajar harapan baru kepada kita pada hari raya kemerdekaan Indonesia ini. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan dengan menyampaikan segala doa dan permohonan kita.
L : Allah Bapa maha pengasih dan penyayang, kami bersyukur atas tanah air kami: ribuan pulau, aneka Suku dan beragam agama dan budaya Kau himpun menjadi satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.
U : Puji dan syukur bagiMu, ya Tuhan
L : Bapa Maha pengasih, kami juga dirundung duka dan malang, persatuan dan persaudaraan bangsa kami tercabik oleh pertikaian politik, terkoyak oleh kesenjangan dalam banyak kehidupan. Martabat bangsa kami ternoda oleh kekerasan dan penindasan, Citra kami sebagai bangsa yang beriman dan bertakwa terluka, karena rumah-rumah yang kami bangun untuk memuliakan Mu dirusak dan dihancurkan. Kami merasa resah dan gelisah karena tidak adanya kepastian hukum, kami prihatin dan cemas karena harkat dan martabat manusia kurang dihargai.
U : Tuhan Sayangilah Umat-Mu
L : Bapa yang maha pengasih dan penyayang, Engkaulah tumpuan harapan kami, Engkaulah gunung batu pengunsian kami. Lewat puteraMu Engkau berjanji akan berserta kami samapi akhir jaman. JanjiMu itu sungguh membesarkan hati, menumbuhkan harapan dalam diri kami, maka dampingilah selalu bagsa kami. Sudilah memupuk iamn dan takwa segenap warga negara Indonesia, agar semua orang menyembah Engkau sebagai Tuhan yang Mahaesa, Selalu hidup rukun dan bersaudara, saling menghormati dan saling mengasihi. Semoga cinta lebih kuat dari kebencian pengampunan dari balas dendam, supaya bangsa kami tetap teguh bersatu, seia sekata, sehati sepikir, mengusahakan masa depan yang cerah, hidup bahagia dan sejahtera.
U : Tuhan. Sayangilah Umat-Mu
L : Bapa yang maha pengasih dan penyayang, Dampingilah para pemimpin kami, agar sungguh memiliki semangat melayani. Teristimewa kami mohon rahmat Mu bagi saudara-saudari kami yang lemah, miskin, sakit terhimpit oleh aneka derita dan mereka yang tertimpa bencana alam. Semoga duka dan kecemasan mereka mendapat perhatian seluruh masyarakat, agar tetap tabah dan tegar. Berilah kami kebijaksanaan, agar kami mampu mengabdi dengan tulus ikhlas dan jujur demi kebenaran dan keadilan.
U : Tuhan sayangilah Umat-Mu.
I : Bapa maha pengasih, kami serahkan nusa bangsa kami ke dalam tangan-MuBantulah kami mewujudkan tanah air yang adil dan makmur, aman dan sejatera sehingga tanah air yang kami diami ini menjadi tanda tanah air surgawi, tempat kami berbahagia abadi bersama Engkau. Semua ini kami hunjukkan dengan pengataraan Kritus Tuhan Kami.
U : Amin
LITURGI EKARISTI
Lagu Persiapan Persembahan: “Kususun Jari Di Altar-Mu”, MB No. 232.
PERSIAPAN PERSEMBAHAN
Imam mempersiapkan persembahan di meja perjamuan, diiringi dengan LAGU PERSEMBAHAN.
MENGHUNJUKKAN PERSEMBAHAN
Imam, berdiri di belakang altar, mengambil patena dengan roti di atasnya, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut. Bila tidak ada nyanyian, Imam dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang:
I : Terpujilah Engkau, ya Tuhan, Allah semesta alam,
sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia
Yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
Imam menaruh patena di atas korporale. Kalau nyanyian persembahan tidak dilagukan, Imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring, dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:
U : Terpujilah Allah selama-lamanya.
Kemudian Imam menuangkan anggur dan sedikit air ke dalam piala sambil berkata dengan suara lembut:
I : Sebagaimana dilambangkan oleh percampuran air dan anggur ini,
Semoga kami boleh mengambil bagian dalam keallahan Kristus,
yang telah berkenan menjadi manusia seperti kami.
Imam mengambil piala berisi anggur, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut. Bila tidak ada nyanyian, Imam dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang.
I : Terpujilah Engkau,
ya Tuhan, Allah semesta alam,
sebab dari kemurahanMu
kami menerima anggur
yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia
Yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
Imam menaruh piala di atas korporale. Kalau nyayian persembahana tidak dilagukan, Imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring, dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:
U : Terpujilah Allah selama-lamanya.
Kemudian Imam membungkuk khidmat dan berdoa dengan suara lembut:
I : Dengan rendah hati dan tulus
Kami menghadap kepada-Mu, ya Allah, Bapa kami.
Terimalah kami,
Dan semoga persembahan yang kami siapkan ini berkenan pada-Mu.
Sesudah itu, Imam membasuh tangan di sisi meja altar sambil berdoa dalam hati:
I : Ya Tuhan,
bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan sucikanlah aku dari dosaku.
Imam kembali ke tengah, menghadap ke arah umat. Ia membuka tangan dan mengatupkannya kembali sambil berkata:
I : Berdoalah, Saudara-saudari,
supaya persembahanku dan persembahanmu
berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U : Semoga persembahan ini diterima
demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita
serta seluruh umat Allah yang kudus.
DOA PERSEMBAHAN
Kemudian sambil merentangkan tangan, Imam mengucapkan/melagukan DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN yang diakhiri dengan kata-kata sebagai berikut:
I : Ya Allah Bapa, Engkau telah mengaruniakan Yesus Kristus
demi keselamatan kami.
Perkenankanlah bersama persembahan diri Putera-Mu
dalam rupa roti dan anggur
kami menghaturkan persembahan kami,
agar Engkau persatukan dengan kurban Yesus Putra-Mu.
Dialah Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin.
DOA SYUKUR AGUNG VII
Dialog Pembukaan
Sambil membuka tangan, imam berkata:
I : Tuhan sertamu.
U : Dan sertamu juga.
Sambil mengangkat tangan, Imam melanjutkan:
I : Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan.
U : Sudah kami arahkan.
Sambil merentangkan tangan, Imam melanjutkan:
I : Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita.
U : Sudah layak dan sepantasnya.
Prefasi
Sambil merentangkan tangan, Imam melagukan/mengucapkan prefasi berikut:
Prefasi B
Allah membimbing Gereja menuju keselamatan
I : Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus, Allah yang kekal dan kuasa, bahwa dimanapun juga kami senantiasa bersyukur kepad-Mu. Sebab sepanjang sejarah Engkau mencurahkan kasih sayang yang besar kepada bangsa kami. Berkat jasa begitu banyak tokoh pahlawan, Engkau menumbuhkan kesadaran kami sebagai bangsa, dan membimbing kami mewujudkan negara yang berdaulat. Kami bersyukur kepada-Mu atas bahasa yang mempersatukan kami dan atas Pancasila, dasar kemerdekaan kami. Kami bersyukur sebab terus menerus, Engkau mengajak dan mendorong kami supaya membela persatuan dan kebebasan, menegakkan hukum dan keadilan, meningkatkan keamanan dan peri kemanusiaan, membangun masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera, berdasarkan iamna dan pengabdian kepada Mu, Tuhan yang Maha esa. Karena semua anugerah MU itu kami amat bergembira, ya Bapa, dan bersama paduan suara para malaikat kami memuliakan Dikau dengan tak henti-hintinya bernyanyi / berseru:
Kudus Kudus, MB no. 248
Sambil merentangkan tangan, Imam berkata:
I : Sungguh kuduslah Engkau, dan pantas dimuliakan,
Ya Allah, Penyayang umat manusia, sebab Engkau senantiasa mendampingi kami
dalam perjalanan hidup ini.
Sungguh terberkatilah Putra-Mu yang hadir di tengah kami,
Karena oleh kasih-Nya kami dihimpun, dan seperti dahulu bagi para murid-Nya,
demikian pula kini bagi kami
Ia menjelaskan isi Kitab Suci dan memecah-mecah roti.
Imam mengatupkan tangan. Kemudian, sambil mengulurkan tangan di atas persembahan, ia berkata:
I : Maka kami mohon kepada-Mu, Yang Bapa yang mahamurah,
Sudilah mengutus Roh Kudus-Mu
Agar Ia menguduskan persembahan roti dan anggur ini
Supaya menjadi bagi kami
Imam mengatupkan tangan, lalu membuat tanda salib satu kali atas roti dan anggur sambil berkata:
Tubuh dan ╬ Darah Tuhan kami, Yesus Kristus.
Imam mengatupkan tangan
I : Pada hari sebelum menderita sengsara,
Dalam perjamuan malam terakhir.
Imam mengambil roti, dan sambil mengangkatnya sedikit di atas meja altar, ia melanjutkan:
Ia mengambil roti dan memuji Dikau,,
Memecah-mecahkan roti itu,
Dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit. Sabda Tuhan berikut hendaknya dibawakan dengan ucapan yang jelas, sesuai dengan sifatnya.
TERIMALAH DAN MAKANLAH:
INILAH TUBUHKU
YANG DISERAHKAN BAGIMU.
Imam memperlihatkan hosti suci kepada umat, lalu meletakkannya kembali pada patena. Kemudian ia berlutut menyembah. Sesudah itu, ia melanjutkan:
Demikian pula, sesudah perjamuan,
Imam mengambil piala, dan sambil mengangkatnya sedikit di atas meja altar, ia melanjutkan:
Ia mengambil piala.
mengucap syukur kepada-Mu,
lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit. Sabda Tuhan berikut hendaknya dibawakan dengan ucapan yang jelas, sesuai dengan sifatnya.
TERIMALAH DAN MINUMLAH:
INILAH PIALA DARAHKU,
DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL
YANG DITUMPAHKAN BAGIMU
DAN BAGI SEMUA ORANG
DEMI PENGAMPUNAN DOSA
LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU.
Imam memperlihatkan piala kepada umat, lalu meletakkannya di atas korporale. Kemudian Imam berlutut menyembah. Sesudah itu, Imam mengajak umat melagukan/mengucapkan salah satu aklamasi anamnesis:
I : Marilah menyatakan misteri iman kita.
U : Wafat Kristus kita maklumkan,
Kebangkitan-Nya kita muliakan,
Kedatangan-Nya kita rindukan, Amin.
Sambil merentangkan tangan, Imam berkata:
I : Dari sebab itu, ya Bapa yang kudus,
kami mengenangkan Yesus Kristus, Putra-Mu, Penyelamat kami.
Melalui penderitaan dan kematian pada kayu salib,
Ia telah Engkau antar menuju kemuliaan kebangkitan,
dan Engkau beri tempat di sisi kanan-Mu.
Sambil mengenangkan Dia, kami mewartakan karya cinta kasih-Mu
sampai Ia datang kembali, dan kepada-Mu kami mempersembahkan
roti kehidupan dan piala syukur.
I : Ya Bapa,
sudilah menerima persembahan Gereja-Mu ini;
Didalamnya kami menghadirkan kurban Paskah Kristus
yang telah diserahkan kepada kami.
Semoga berkat kekuatan Roh cinta kasih-Mu,
kini dan selamanya, kami dicatat sebagai anggota Putra-Mu
karena kami telah mengambil bagian dalam Tubuh dan Darah-Nya.
I : Ya Tuhan,
teguhkanlah persatuan kami, yang berhimpun disekeliling altar-Mu,
agar bersama Paus kami………….,
dan Uskup kami……….,
bersama semua Uskup, Imam, Diakon dan segenap umat-Mu,
kami menempuh jalan-Mu dengan penuh iman dan harapan.
Dengan demikian,
Kami memancarkan sukacita dan kepercayaan kepada dunia.
I : Ingatlah akan saudara-saudari kami…. yang kini beristirahat dalam dalam Kristus.
Ingatlah pula akan semua orang yang sudah meninggal;
hanya Engkaulah yang mengenal iman mereka.
Hening sejenak. Imam menundukkan kepala dan berdoa sejenak untuk orang-orang yang sudah meninggal. Kemudian, sambil merentangkan tangan, Imam melanjutkan:
Perkenankanlah mereka menikmati cahaya wajah-Mu,
Dan pada waktu kebangkitan anugerahilah mereka kepenuhan hidup.
I : Izinkanlah kami pula, mencapai kediaman abadi
setelah mengakhiri ziarah kami di dunia ini.
Di sana kami akan hidup abadi bersama Engkau,
bersama Santa Perawan Maria, Bunda Allah,
para rasul dan para martir,
dan dalam kesatuan dengan semua orang kudus,
kami akan memuji dan mengagungkan Dikau
Imam mengatupkan tangan.
Demi Yesus Kristus, Putra-Mu.
Sambil mengangkat piala dan patena dengan hosti diatasnya, Imam bernyanyi/berkata:
I : Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia,
Dalam persekutuan dengan Roh Kudus,
Bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa,
Segala hormat dan kemuliaan sepanjang segala masa.
U : AMIN.
KOMUNI
Bapa Kami
Sesudah DOA SYUKUR AGUNG, dengan tangan terkatup, imam mengajak umat untuk mendoakan BAPA KAMI:
Lagu Bapa Kami Filipina dari Madah Bakti No. 144.
I : Atas petunjuk Penyelamat kita,
dan menurut ajaran ilahi,
maka beranilah kita berdoa:
Imam merentangkan tangan, dan bersama umat menyanyikan/mendoakan BAPA KAMI:
Embolisme
Kemudian, sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan/melagukan Embolisme (doa sisipan) sebagai berikut dengan suara nyaring:
I : Ya Bapa,
bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damai-Mu.
Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa
dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram,
sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
Imam mengatupkan tangannya. Umat melanjutkan doa tersebut dengan berseru/bernyanyi:
U : Sebab Engkaulah Raja, yang mulia dan berkuasa
untuk selama-lamanya.
Doa Damai
Kemudian imam membawakan DOA DAMAI di bawah ini:
I : Saudara-saudari, Tuhan Yesus Kristus bersabda kepada para rasul,
“Damai kutinggalkan bagimu, damai-Ku Kuberikan kepadamu”.
Maka marilah kita mohon damai kepada-Nya.
Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami,
tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu,
dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai kehendak-Mu.
Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U : AMIN.
Sambil membuka tangan, Imam mengucapkan Salam Damai.
I : Damai Tuhan kita Yesus Kristus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
Pemecahan Hosti
Imam mengambil roti (besar), memecah-mecahkannya, lalu memasukkan pecahan kecil ke dalam piala sambil berdoa dalam hati.
I : Semoga percampuran Tubuh dan Darah Tuhan Yesus Kristus ini,
memberikan kehidupan abadi kepada kita semua yang akan menyambutnya.
Anakdomba Allah
Acara Pemecahan Hosti diiringi dengan nyanyian/seruan ANAKDOMBA ALLAH: (MB no. 269)
Doa Persiapan Komuni
Dengan tangan terkatup, imam berdoa dalam hati. Umat mempersiapkan diri dengan SIKAP DOA PRIBADI:
I : Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang hidup, karena taat kepada Bapa
dan dalam kuasa Roh Kudus, Engkau telah menanggung kematian
untuk menghidupkan dunia.
Bebaskanlah aku dari segala kejahatan dan dosa berkat Tubuh dan
Darah-Mu yang mahakudus ini.
Semoga aku selalu setia pada perintah-perintah-Mu,
Dan janganlah Engkau biarkan aku terpisah dari-Mu.
Ajakan Menyambut Komuni
Imam berlutut, mengambil roti kudus, mengangkatnya sedikit di atas patena atau piala, lalu berkata kepada seluruh umat:
Roti (dan piala) ditunjukkan kepada umat.
I : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.
Berbahagialah kita
yang diundang ke perjamuan-Nya.
Umat menanggapi kata-kata Imam dengan berdoa satu kali.
U : Ya Tuhan, saya tidak pantas
Tuhan datang pada saya,
tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.
Membagi Tubuh (dan Darah) Kristus
Kemudian imam berdoa dalam hati:
I : Semoga tubuh Kristus
selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam menyantap tubuh Kristus.
Kemudian ia mengambil piala berisi anggur dan berdoa dalam hati:
I : Semoga darah Kristus
selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam menyambut darah Kristus.
Kemudian imam mengambil patena atau sibori berisi roti kudus dan pergi ke tempat umat akan MENYAMBUT Tubuh (dan Darah) Kristus.
Kepada setiap orang yang datang menyambut, imam memperlihatkan hosti kepada umat sambil berkata:
I : Tubuh Kristus.
Umat yang bersangkutan mengamini dengan berkata:
U : AMIN.
Membersihkan Piala
Setelah komuni selesai, Imam membersihkan patena dan piala.
Sebaiknya pembersihan ini dilakukan pada kredens; atau, boleh juga ditangguhkan sampai sesudah Perayaan Ekaristi. Sambil membersihkan patena dan piala, Imam berdoa dalam hati:
I : Ya Tuhan,
Semoga anugrah-Mu yang tadi kami sambut sungguh meresap dalam hati,
Dan memulihkan kekuatan iman kami.
Sesudah itu imam pergi ke tempat duduk. Sebaiknya diadakan saat hening sejenak untuk berdoa dalam batin.
lagu Komuni. “Indah Tanahku” MB No. 496
Doa Sesudah Komuni
Kemudian imam berdiri di belakang meja perjamuan, dan berkata:
I : Marilah berdoa, Hening
Lalu ia merentangkan tangan dan mengucapkan doa penutup yang diakhiri dengan konklusi singkat:
I : Allah Bapa maha esa, kami mengucap syukur atas segala rahmat dan anugerah yang Kau limpahkan kepada nusa dan bangsa kami. Engkaulah yang mempersatukan kami menjadi satu nusa satu bangsa dan satu bahasa. Engkaulah yang mengantar kami kepada kemerdekaan. Maka kami mohon, perkenankanlah kami mengisinya dengan kejujuran, keadilan dan cinta kasih. Dan semoga kami kelak juga Kau persatukan dengan Dikau sendiri dan bersama para kudus Mu di Surga. Demi Kristus Tuhan Kami.
U : AMIN
RITUS PENUTUP
PENGUMUMAN
Sekarang dapat dibacakan beberapa PENGUMUMAN yang perlu diketahui oleh umat.
AMANAT PENGUTUSAN
Imam dengan amat singkat dapat menandaskan amanat perayaan.
BERKAT
Imam membuka tangan.
I : Tuhan sertamu.
U : Dan sertamu juga.
Imam mengulurkan kedua belah tangan ke arah umat.
I : Semoga Saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa,
╬ Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U : Amin
PENGUTUSAN
Imam mengutus umat.
I : Saudara sekalian,
perayaan ekaristi sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
I : (Marilah pergi) Kita diutus.
U : Amin.
LAGU PENUTUP “Syukur kepadaMu Tuhan”, MB No.497:
Imam meninggalkan meja perjamuan. Sementara itu bisa dinyanyikan lagu penutup.
0 Comment:
Post a Comment